Saturday, August 4, 2012

Kue Kesukaanku Mengajariku Sesuatu Hari Itu

Sebelum pesawatku lepas landas, aku membeli kue kesukaanku. Sambil menunggu jam keberangkatan, aku ingin memakannya sambil membaca buku kesukaanku. Aku duduk di kursi tunggu di bandara pada hari itu dan mulai tenggelam dalam buku bacaanku.

Sewaktu mataku lepas dari buku bacaan, aku melihat seorang pria duduk di depanku. Aku pun melihatnya mengambil kue, kue yang aku beli tadi! Aku pun mencoba mengabaikan dia, karena aku tidak ingin terjadi keributan. Tapi, aku tidak bisa lagi konsen pada bacaanku. Si Pencuri Kue itu dengan beraninya mengambil lagi kueku.

Setiap kali aku mengambil satu kue, si lelaki itu juga mengambil satu. Aku pun semakin kesal. "Ingin rasanya kutampar lelaki kurang ajar ini, yang begitu beraninya mengambil kueku." kataku dalam hati. Ketika hanya satu kue tersisa, aku pun bertanya-tanya apa yang akan dilakukan lelaki itu.

Dengan senyum tawa di wajahnya yang gugup, lelaki itu mengambil kue terakhir dan membaginya dua. Dia mengambil separuhnya dan menawarkan kue separuh lagi kepadaku. Aku pun merebutnya dengan kasar. "Ya ampun, berani sekali orang ini…"

Lelaki itu benar-benar membuatku kesal. Aku pun mencoba untuk merelakan kueku diambil oleh lelaki itu apalagi jadwal penerbanganku sudah diumumkan. Aku taruh bukuku begitu saja di dalam tas dan aku pun melenggang menuju pintu keberangkatan. Aku tidak menoleh sedikitpun pada si pencuri tersebut.

Di dalam pesawat, ketika aku sudah duduk dengan nyaman, aku pun hendak membaca lagi buku yang tadi hampir selesai kubaca. Saat aku merogoh tasku, aku begitu kaget! Di situ ada kantong kue yang kubeli lengkap dengan isinya, di dalam tasku. Kok bisa? Tanyaku dalam hati. Jadi kue tadi adalah milik lelaki itu dan dia malah mau berbagi denganku. Aku sudah begitu kasar padanya. Tapi kalaupun mau minta maaf, rasanya sudah terlambat. Pesawatku sudah lepas landas.

Dari kejadian itulah aku belajar untuk tidak cepat melihat kesalahan orang lain. Kadang aku begitu buta sehingga tidak melihat kesalahanku sendiri. Dari kejadian itu juga aku belajar untuk tidak cepat menghakimi seseorang tapi lebih sering menginstropeksi diri sendiri. Aku tidak mau lagi menjadi pencuri kue kemudian menimpakan kesalahanku pada orang lain. Mulai hari itu, aku berbagi kepada siapa pun kue yang kubeli. Kue kesukaanku pun bisa memberikan pelajaran yang berharga buatku.