Pada 15 tahun lalu, saya ditugaskan oleh perusahaan ke sebuah kota untuk berbicara bisnis dengan orang, sehabis urusan bisnis, saya pergi ke sebuah pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa suvenir bagi rekan sekantor. Biasanya, ketika pergi ke pusat perbelanjaan, saya suka membawa beberapa uang koin, karena kadang-kadang ada pengemis di sekitar pusat perbelanjaan dan saya biasanya merasa lebih nyaman kalau ada memberikan satu atau dua buah uang koin. Hari itu juga sama, dalam saku saya tetap ada beberapa uang koin, jadi saya memberikan sepuluhan uang koin kepada sekelompok anak-anak pengemis yang meminta sedekah di sana. Pada saat itu, saya melihat ada seorang anak yang sedang menatap pada saya sambil mengangkat sebuah papan, tak diragukan lagi kalu ia ingin mendapatkan perhatian saya. Saya pergi ke arahnya dan menemukan kalau usianya sekitar 13 tahun, pakaiannya sudah lusuh namun terlihat bersih, rambutnya juga tersisir rapi. Ia tidak seperti anak lainnya yang memegang cawan keramik di tangan, melainkan membawa sebuah papan yang pada satu sisi bergambar seorang anak lelaki yang sedang menyemir sepatu dan pada sisi lainnya bertuliskan: “Saya membutuhkan satu kotak alat semir sepatu.”
Saat itu, kebetulan saya sedang melakukan bisnis investasi, karena masih ada waktu, saya lalu bertanya pada anak itu berapa jumlah uang yang dibutuhkannya, anak itu menjawab: “125 dolar.”
Saya menggelengkan kepala dan menyampaikan kalau kotak semir yang diinginkannya terlalu mahal. Anak lelaki itu menjawab tidak mahal, juga dikatakannya kalau ia telah empat kali berkunjung ke pasar grosir untuk mengeceknya, jika ingin membeli kotak khusus, bangku, minyak pembersih, sikat lembut dan selusin minyak semir sepatu, kalau tidak ada 125 dolar adalah sulit untuk mendapatkannya. Anak lelaki itu membicarakannya dengan teratur dengan dialek daerahnya.
Saya bertanya kepadanya berapa banyak uang yang sekarang ada di tangannya, tanpa berpikir sedikit pun anak itu menjawab kalau sekarang sudah ada 35 dolar dan masih kurang 90 dolar. Saya menatap anak itu dengan seksama, setelah yakin bahwa dirinya bukan seorang penipu, saya lalu mengambil dompet dan mengeluarkan 90 dolar, saya katakan: “90 dolar ini untukmu, anggap saja sebagai investasiku. Tapi ada satu syarat, sejak engkau menerima uang ini, maka kita adalah mitra usaha. Saya akan tinggal di kota ini selama 5 hari, dalam 5 hari ini, selain engkau harus mengembalikan 90 dolar kepadaku, juga harus ditambah dengan bunga pinjaman sebanyak 1 dolar. Jika engkau setuju pada persyaratan ini, maka 90 dolar ini menjadi milikmu.”
Anak lelaki itu menatapku dengan senang dan segera menyetujui persyaratanku. Anak lelaki itu juga mengatakan padaku bahwa ia sekarang duduk di kelas 6 SD, setiap minggu hanya masuk sekolah tiga hari, sedangkan pada hari-hari lainnya, ia harus menggembala sapi dan domba, serta membantu ibunya bertani, tapi nilai sekolahnya tidak pernah bergeser dari tiga besar, jadi ia adalah anak yang hebat. Saya bertanya padanya mengapa ia ingin membeli sebuah kotak semir, ia menjawab: “Karena keluargaku miskin, maka saya ingin memanfaatkan liburan musim panas ini untuk memperoleh uang sekolah.”
Saya menatapnya dengan pandangan mata penuh apresiasi, kemudian menemaninya ke pasar grosir untuk membeli kotak semir dan berbagai peralatan semir sepatu lainnya. Anak lelaki itu membawa kotak semir dan bersiap-siap untuk membuka stan di depan pintu masuk pusat perbelanjaan. Saya menggelengkan kepala dan berkata: “Sebagai mitra usahamu, agar supaya modalku bisa kembali, saya wajib mengingatkanmu agar memilih tempat usaha yang tepat. Dalam pusat perbelanjaan ada mesin semir sepatu gratis dan semua orang tahu itu.” Anak lelaki itu lalu berpikir dengan serius dan bertanya: “Bagaimana kalau hotel di seberang?” Saya berpikir: “Ini adalah sebuah kota tujuan wisata, setiap hari tentu ada banyak turis yang menginap di hotel itu, setelah capek dalam perjalanan seharian, keesokan harinya ketika akan berangkat, mereka pasti membutuhkan bantuan untuk menyemir sepatu mereka agar bersih.” Terpikir akan itu, saya pun setuju akan usulnya.
Jadi, anak itu kemudian mencari tempat di dekat pintu masuk hotel, ia menaruh kotak semir di posisi agak jauh dari pintu masuk, setelah melihat tidak ada orang di sekitar, ia berkata kepada saya: “Mengapa tidak membiarkan saya membayar bunga pinjaman satu dolar sekarang? Anda juga harus tahu akan mutu pelayanan saya.” Saya pun berkata: “Busyet!” sambil tertawa, anak ini sungguh cerdas, ia ingin menyemir sepatuku dan membayar bunga pinjaman satu dolar dengan ongkos semirnya. Saya kagum pada kecerdikannya dan duduk di bangku semirnya, saya katakan: “Jika engkau menyemir sepatuku kurang bagus, itu membuktikan engkau telah berbohong dan saya telah berinvestasi pada orang yang tidak jujur, artinya saya telah gagal dalam investasi.” Kepala anak itu terayun bagaikan kelontong, ia mengatakan bahwa dirinya adalah yang terbaik, ia telah berlatih menyemir sepatu selama sebulan di rumah. Harus diketahui kalau di daerah pedesaan tidak banyak orang yang memiliki sepatu yang baik, ia pun pergi ke satu demi satu rumah untuk meminta sepatu mereka agar dapat disemirnya sampai bersih dan mengkilap. Beberapa menit kemudian, terlihat sepatuku sudah mengkilap dan menyilaukan mata, saya menganggukkan kepala sebagai tanda puas atas hasil kerjanya. Saya mengeluarkan pulpen merah dari saku dan menuliskan dua kata berukuran besar pada kedua pipinya: “Paling Bagus.” Anak itu tertawa senang. Kebetulan pada saat itu, ada satu unit bus berukuran sedang yang membawa turis tiba di depan hotel, ia dengan cepat berlari ke sana dengan membawa kotak semirnya, sambil menunjuk pada pipinya, ia mengatakan kepada satu persatu tamu yang turun dari bus: “Ini adalah kata penghargaan dari pelanggan, apakah anda ingin mencobanya? Saya akan membuat sepatu anda mengkilap bagaikan cermin.” Dengan cara ini, anak itu menjadi sibuk sekali.
Keesokan harinya, saya datang kembali ke hotel itu dan melihat anak itu sejak pagi-pagi telah berjaga-jaga di sana, ia dengan gembira mengatakan kepadaku bahwa kemarin ia mendapatkan uang 50 dolar, setelah dikurangi dengan cicilan pinjaman sebanyak 18 dolar kepadaku dan biaya makan sebanyak 3 dolar, keuntungan bersihnya masih ada 29 dolar. Saya menepuk kepalanya dan memberi pujian kalau ia telah melakukannya dengan baik.
Ia mengatakan kalau semalam tidak tidur di bawah jembatan, tetapi tinggal di tempat penginapan umum, tetapi ia tidak perlu membayar biaya inap sebesar 5 dolar. Saya sedikit bingung, bagaimana tidak perlu membayar biaya inap? Pada saat ini, anak itu tersenyum dengan bangga: “Saya membantu pemilik tempat penginapan dan istrinya untuk menyemirkan sepuluhan pasang sepatu, jadi malam ini saya juga bisa menginap lagi secara gratis.”
5 hari berlalu dengan cepat dan saya harus meninggalkan kota ini, selama 5 hari ini, anak itu mencicil 18 dolar setiap hari dan berhasil melunasi utang pinjamannya sebesar 90 dolar. Anak itu tahu kalau saya menjabat sebagai manajer di salah satu perusahaan investasi di Beijing, ia mengatakan bahwa saat lulus dari perguruan tinggi nanti, ia akan pergi ke Beijing untuk mencariku, sehabis mengatakannya lalu mengulurkan tangan kecilnya yang hitam, saya juga mengulurkan tangan saya, dua tangan kami pun saling menggenggam.
Waktu berlalu dalam sekejap dan 15 tahun telah lewat.
Saya telah meninggalkan perusahaan investasi tempat semula saya bekerja dan membuka sebuah perusahaan perdagangan sendiri. Hari itu, saya sedang sibuk di kantor, sebab perusahaan kehilangan satu lot barang yang berjumlah banyak akibat kecelakaan, akibatnya timbul kesulitan modal kerja pada perusahaan dan semua pihak datang untuk meminta pelunasan utang. Beberapa saat setelah saya menaruh telpon, sekretaris masuk dan mengatakan bahwa ada seorang pemuda yang mengundangku untuk makan siang, saya bertanya siapa itu tanpa mendongakkan kepala, sekretaris mengeluarkan satu gantungan kunci dan meletakkannya di atas meja saya, melihat gantungan kunci ini, seketika saya terpana, pada gantungan kunci itu ada satu boneka kaca bentuk beruang kecil, pada dahi boneka beruang itu ada terukir tulisan: “Aku adalah yang paling bagus.”
Saya segera teringat kalau gantungan kunci ini adalah hadiah perpisahan yang saya berikan pada anak tukang semir sepatu itu ketika berjabatan tangan dengannya pada 15 tahun yang lalu.
Pada siang harinya, ketika saya masuk ke restoran, saya menemukan seorang pemuda berpakaian jas rapi dan terlihat sangat gagah yang berdiri di samping meja tempat kami berjanji untuk bertemu. Sambil tersenyum, ia membungkukkan badan sedikit ke arahku. Dari wajahnya, saya bisa menemukan bayangan dari seorang anak tukang semir di kala itu. Ketika sedang minum teh, ia mengeluarkan selembar cek senilai 5 juta dolar dan berkata kepadaku: “Saya ingin berinvestasi pada perusahaan anda, anda kembalikan pada 5 tahun mendatang dengan keuntungan dari perusahaan anda.”
5 juta dolar, benar-benar bantuan yang tepat pada waktunya!
Pemuda itu berkata sambil tersenyum: “Pada 15 tahun yang lalu, anda mengajari saya cara untuk bertahan hidup melalui hipotek. Sejak kotak semir itu, saya berhasil mengumpulkan satu demi satu usaha. Sekarang saya sudah punya perusahaan sendiri, saya juga berhak atas bunga pinjaman untuk investasi 500 juta dolar ini.”
Saya mendongakkan kepala dan bertanya berapa banyak yang diinginkannya, ia menjawab dengan tenang: “1 dolar.” Saya menyandarkan diri pada kursi dan wajahku pun tersenyum. 90 yuan mendapat 5 juta dolar sebagai imbalan, inilah adalah investasi paling sukses dalam karir saya.
Kesuksesan bukan tergantung pada seberapa banyak yang anda miliki, lebih penting adalah seberapa banyak anda telah membantu orang lain! Ada seberapa banyak orang yang tumbuh berkembang karena tergugah hatinya oleh diri anda .
「愛的利息」
那是在15年前,我到這個城市出差,談完生意,我去商場給同事買些禮物。平時,我逛商場時喜歡隨身帶一些硬幣,因為商場附近有時會有乞討的人,給上一兩枚硬幣我心裡會踏實些。這天也是這樣,口袋裡依舊有些硬幣,於是我就將十幾枚硬幣散給一幫乞討的小乞丐。就在這時,我看見一個男孩高舉著一塊牌子看著我,無疑,他想引起我的注意。我朝他走過去,看到他約摸十三四歲,衣著破舊卻很乾淨,頭髮也梳得整齊。他不像別人手裡拿個搪瓷缸,他的牌子一面畫著一個男孩在擦鞋,一面寫著:“我想要一隻擦鞋箱。”
那時我正在做投資生意,反正還有時間,我便問男孩需要多少錢,男孩說:“125元。”
我搖搖頭,說他要的擦鞋箱太昂貴了。男孩說不貴,還說他已經去過批發市場4次,都看過了,要買專用箱子、凳子、清潔油、軟毛刷和十幾種鞋油,沒有125元就達不到他的要求。男孩操著方言,說得有板有眼。
我問他現在手裡有多少錢,男孩想都沒想,說已經有35元,還少90元。我認真看著男孩,確定他不是個小騙子,便掏出錢夾,拿出90元,說:“這90元錢給你,算是我的投資。有個條件,從你接過錢的這一刻起,我們就是合夥人了。我在這個城市呆5天,5天內你不僅要把90元錢還給我,我還要1元錢的利息。如果你答應這條件,這90元現在就歸你。 ”
男孩興奮地看著我,滿口答應。男孩還告訴我,他讀六年級,每星期只去上3天課,另外幾天要放牛、放羊和幫母親種地,可他的成績從沒有滑下過前三名,所以,他是最棒的。我問他為什麼要買擦鞋箱,他說:“因為家裡窮,我要趁著暑假出來,攢夠學費。 ”
我以一種欣賞的眼光看著男孩,然後陪他去批發市場選購了擦鞋箱和其他各種擦鞋用具。男孩背著箱子,準備在商場門口擺下攤位。我搖搖頭,說:“作為你的合夥人,為了收回自己的成本,有義務提醒你選擇合適的經營地點。 ”商場內部有免費擦鞋器,很多人都知道。男孩認真想了想,問:”選在對面的酒店怎麼樣?”我想:“這裡是旅遊城市,每天都有一車一車的人住進那家酒店,
他們旅途勞頓,第二天出行時,肯定需要把鞋擦得乾幹淨淨。 ”想到這些,我就答應了他。
於是,男孩在酒店門口附近落腳了,他把擦鞋箱放到了離門口稍遠的地方,他看看左右無人,對我說:“為什麼不讓我現在就付清1元錢利息?你也應該知道我的服務水平。 ”我“扑哧”一聲笑了,這小傢伙真是鬼得很,他是要給我擦鞋,用擦鞋的收費抵那1元的利息。我欣賞他的精明,便坐到他的板凳上,說:“你要是擦得不好,就證明你在說謊,而我投資給一個不誠實的人,就證明我的投資失敗。 ”男孩的頭晃得像撥浪鼓,說他是最棒的,他在家裡練習擦皮鞋練了一個月。要知道,農村並沒有多少人有幾雙好皮鞋,他是一家一家地讓他們把皮鞋拿出來,細心地擦淨擦亮的。幾分鐘後,看著皮鞋光可鑑人,我滿意地點頭。我從口袋裡拿出紅筆,在他的左右臉頰上寫下兩個大字:“最棒。 ”男孩樂了。正在這時,有一輛中巴車載著一車遊客過來了,他連忙背著擦鞋箱跑過去,指著自己的臉對那些陸續下車的旅客說:“這是顧客對我的獎賞,你想試試嗎?我會把你的皮鞋變成鏡子的。 ”就這樣,男孩忙碌起
來了……
第二天,我來到酒店,看到男孩早早來守攤了,他興奮地告訴我,他昨天賺到了50塊錢,除去給我18元,吃飯花3元,他淨剩29元。我拍拍他的頭,誇他幹得不錯。
他說昨晚沒睡地道橋,而是睡了大通舖,但沒交5塊錢的舖位錢。我疑惑了,怎麼會不付床鋪錢?這時,男孩得意地笑了:“我幫老闆和老闆娘擦了十來雙鞋子,今晚我還能不用掏錢住店。 ”
5天過得很快,我要離開這個城市了,這5天裡,男孩每天還18元,還夠了90元。男孩知道我在北京一家投資公司做經理,說是等他大學畢業,會去北京找我,說著他伸出小黑手,我也伸出了手,兩隻手緊緊握到一起……
彈指一揮間,竟是15年。
我離開了當初的投資公司,自己開了一家貿易公司。這天,我正在辦公室忙得焦頭爛額,公司因為意外損失了一大批貨物,周轉資金面臨困難,四方都在催債。剛放下電話,秘書進來了,說有個年輕人約我中午吃飯,我頭也不抬地問是誰,秘書拿出一枚鑰匙鏈,放到我桌上,看著這鑰匙鏈,我愣住了,那上面有一個玻璃小熊,小熊的腦門上刻著三個字:“我最棒。”
我想起來了,這鑰匙鏈,是15年前我和那個擦鞋少年臨別握手時塞進他掌心的禮物。
到了中午,我走進酒店,預訂好的座位上站起一個西裝革履、英氣逼人的年輕人。他含蓄地微笑,朝我微微彎一下腰。從他臉上,我略微找到了當年擦鞋少年的影子。喝茶時,他拿出一張500萬元的支票,說:“我想投資到你們公司,5年之內利潤抵回。 ”
500萬元,真是雪中送炭!
年輕人笑吟吟地說:“15年前,你教會了我以按揭的方式生存。從那個擦鞋箱起,我完成了一次又一次的積累。現在,我有了自己的公司,這500萬元投進去,我有權利要求一筆額外利息。 ”
我抬起頭,問他要多少,他不動聲色地回答:“1元錢。 ”我靠到椅背上,臉上露出微笑。90元,回報500萬元,這無疑是我投資生涯中最成功的案例。
成功不僅是您擁有多少,更重要的是您幫助他人多少!
有多少人因您而感動因您而成長。