Saturday, December 24, 2022

Kisah nyata Taplak Meja


*Things happen for a reason*. 

Seorang Pastor diberi tugas buka gereja di pinggir kota Brooklyn. 

Mereka sedang me-renovasi gereja mulai dari kursi, lukisan&plesteran dinding. 
Namun turun hujan badai selama  2 hari hingga plesteran dinding depan roboh TEPAT di belakang Altar. 

Pastor dengan sedih membersihkan runtuhan  kotoran di lantai&sempat berpikir MENUNDA kebaktian natal yang direncanakannya.

Dalam perjalanan pulang dia melihat ada pasar murah untuk amal. 
Dia melihat-lihat& menemukan *taplak meja* indah buatan tangan berwarna gading&sangat halus. 
Ada gambar salib tepat di tengah bordiran. 
Ukuran taplak sepertinya pas dengan lubang plesteran yang ambrol. 

Pastor segera membeli&kembali ke gereja.

Salju mulai turun. 
Pastor melihat seorang wanita tua mengejar bus tapi ketinggalan, jadi diajaknya wanita tua itu menunggu di dalam gereja sambil menghangatkan badan karena bus berikut baru datang 45 menit kemudian.
Wanita tua itu duduk di kursi. 

Pastor sibuk memasang taplak menutupi lubang dinding gereja. 

Ternyata BENAR *taplak meja* tadi menutupi lubang dengan sangat indah&pas. 

Wanita tua melihat seksama taplak itu lalu  tanpa ekspresi bertanya :
"Di mana anda dapatkan *taplak meja* itu?".

Pastor lalu menceritakan.
Wanita tua itu minta pastor mengecek apakah di sudut kanan taplak ada inisial *EBG*. 

Dan ternyata ada. 

Wanita itu kaget karena  *SUDAH 35* tahun yang lalu di Austria taplak itu *ia buat*.

Wanita itu lalu cerita, sebelum perang ia& suaminya adalah keluarga berada dan bahagia di Austria. 
Saat NAZI berkuasa ia terpaksa migrasi. 
Suaminya akan menyusul minggu depannya, namun suaminya tertangkap, dikirim ke penjara& wanita tua itu *TIDAK PERNAH* lagi melihat suaminya.

Pastor ingin *mengembalikan* taplak tersebut namun si wanita tua bilang *LEBIH BAIK* untuk gereja saja. 

Pastor lalu memaksa mengantar wanita tua itu karena hanya itu yang bisa ia lakukan. 

Wanita itu tinggal di Staten Island.

Acara malam natal tiba&berjalan sangat indah. 

Akhir acara pastor menyalami semua orang dan banyak yang senang dengan pelayanan mereka dan bilang akan kembali lagi.

Namun ada seorang pria tua *MASIH* duduk di bangku gereja dengan pandangan kosong. 

Pastor bertanya mengapa ia tidak pulang.
Pria tua itu bertanya DARIMANA pastor mendapatkan *taplak meja* yang menutup dinding depan gereja karena pria tua itu merasa taplak itu sangat identik dengan salah satu taplak yang pernah dibuat istrinya bertahun-tahun yang lalu saat mereka tinggal di Austria. 

Lalu bercerita bahwa Ia&istri terpisah karena ia tertangkap NAZI&dipenjara. 
Sejak saat itu ia tak pernah lagi melihat istri ataupun rumahnya.

Pastor itu lalu bertanya apakah si pria tua bersedia diajak ke Staten Island. 

Lalu pergilah mereka ke tempat wanita tua yang diantar si pastor 3 hari sebelumnyanya. 

Dia bantu si pria tua  menaiki 3 lantai apartemen wanita tua itu, mengetuk pintu&tahun itu ia melihat reuni natal terindah yang tak pernah ia bayangkan, dimana seorang  nenek dan kakek bertemu kembali setelah berpisah 35 tahun.

*Kisah nyata dari Rob Reid*

Disadur dari Buku : 
*The Table Cloth*

*Kadang Tuhan BEKERJA dengan CARA yang MISTERIUS*.

*NEVER LOOSE FAITH & HOPE* 

*Ketika itulah TUHAN menjawab doa2 Anda yang sekian lama tidak terjawab*.

Kalau Doa anda belum terjawab sampai sekarang, walau sudah  lama, jangan putus asa, Tuhan akan menjawabnya pada Tahun berikutnya. Karena sang nenek dan kakekpun Doanya terjawab setelah 35 tahun.

GOD  bless 🀚

Wednesday, November 2, 2022

Saturday, October 8, 2022

Saturday, September 24, 2022

Friday, September 23, 2022

Wednesday, July 6, 2022

Wednesday, June 22, 2022

Friday, June 17, 2022

BELAJAR MELIHAT SETITIK TERANG DI BALIK ‎SETIAP KESULITAN


Ada seorang tua bijaksana, ‎yang terkenal kepintarannya dalam membantu orang mengatasi masalah,‎
Tempat tinggal orang tua tersebut dari luar terlihat sangat luas bagai istana.

Suatu hari, datanglah seorang pemuda menemui orang tua bijaksana tersebut.‎
"Apakah anda orang bijaksana yang mampu mengatasi berbagai masalah?"

"Ada yang bisa saya bantu, anak muda?"

"Saya hanya ingin tahu apa Rahasia Hidup Bahagia?"

"Tunggu sebentar,..."‎

Orang tua itu pergi ke ruangan lain mengambil sebuah sendok dan sebotol tinta, s‎ambil menuangkan tinta ke sendok,
"Saya ada urusan yang harus di selesaikan, hanya 30 menit, s‎elagi menunggu, ‎kau boleh berjalan dan me-lihat² keindahan rumah dan halaman di luar."
30 menit berlalu, ‎orang tua bijak itu kembali.

"Kau sudah mengelilingi seisi rumah dan halaman di luar?

Apa yang sudah kau lihat?"

"Saya tidak melihat apapun;
Kalau pun melihat, itu hanya sekilas saja.

Karena saat berjalan, ‎saya terus memperhatikan sendok ini,
takut tinta jatuh dan mengotori rumah anda."

"Karena terus mengkuatirkan tinta ini, ‎kau tak sempat melihat rumah dan halaman yang begitu indah.‎
Rumah ini ada begitu banyak patung, ukiran, lukisan, hiasan dan ornamen yang cantik,‎
Begitu juga dengan halaman rumah yang berhiaskan bunga² warna-warni yang bermekaran.‎
Jika kau selalu melihat kejelekan di balik tumpukan keindahan, hi‎dupmu akan di penuhi penderitaan dan kesengsaraan,‎
Sebaliknya jika kau selalu mampu melihat keindahan di balik tumpukan kejelekan, maka‎ Hidupmu akan lebih indah, i‎tulah rahasia dari kebahagiaan."
Dalam hidup ini,  ‎alangkah baiknya kita tidak menjerumuskan diri kita ke dalam keterpurukan, s‎elalu ada hal positif yang bisa kita ambil,‎
Jangan mengorbankan keindahan hidup hanya untuk melihat sisi jeleknya.
JADILAH ORANG YANG SENANTIASA MELIHAT SETITIK TERANG DI DALAM GELAP.

"Siapa memperoleh akal budi, ‎mengasihi dirinya;
Siapa berpegang pada pengertian, ‎mendapat kebahagiaan."
(Amsal 19:8)

TETAPLAH MENJADI "PENGGERAK" DI MANAPUN KITA BERADA


Budi melihat ayahnya yang sedang mengganti ban mobil, s‎ang ayah tersenyum, ‎"Sini nak, coba lihat... ‎Ada 6 hal tentang ban yang bisa kita pelajari untuk hidup kita, coba perhatikan:‎
1. Ban selalu konsisten.
Bentuk ban "Bundar", m‎au di pasang di motor, mobil atau pesawat terbang, ‎ban tak pernah berubah menjadi segitiga atau segiempat.
2. Ban mengalami kejadian terberat.‎
Ketika melewati jalan berlubang, aspal panas, bahkan ketika ada banjir,
ban dulu yang harus mengalami langsung,‎
Jika ada kotoran hewan/bangkai di jalan yang tidak di lihat si pengemudi,
ban lah pertama kali yang merasakannya.‎

3. Ban selalu menanggung beban terberat ketika mobil sedang diam, maupun berjalan, baik ketika kosong, apalagi saat penuh penumpang dengan barang.‎

4. Ban tak pernah sombong dan tidak berat hati menolak permintaan .
‎Ban selalu kompak;
Ketika pedal rem memerintahkannya berhenti, ‎ban langsung berhenti,‎
Ketika pedal gas menyuruhnya lebih cepat, ‎ban pun melesat.
5. Dalam kondisi apapun, ban tetap rendah hati.‎
Semua orang lebih memuji Kemewahan, Keindahan dan Kehebatan mobil, ‎tak ada satu pun yang memuji ban, ‎padahal semua tak akan berarti kalau ban nya kempes atau bocor." ‎
6. Betapa pun bagus dan hebatnya mobil atau sepeda yang kita punya,
atau pesawat yang kita naiki, ‎saat ban tak berfungsi, ‎kita tak akan bisa ke tujuan.
Jadi saat kau besar kelak, ‎meski kau menghadapi banyak masalah di banding kawan²mu, dan‎ tak mendapat Pujian sebanyak kawan²mu, bahkan‎ terus menanggung beban berat di atas pundakmu, t‎etaplah kau Konsisten dengan Kebaikan, t‎etaplah mau Bekerja Sama dengan orang lain, ‎Jangan Sombong dan Merasa Hebat sendiri, ‎yang terpenting Tetaplah Menjadi "Penggerak" di manapun kau berada, ‎itulah yang Ayah maksud dengan hal² yang bisa kita pelajari dari ban untuk hidup kita."

"baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan."
(Amsal 1:5)

Wednesday, May 25, 2022

Balon dan Telur


Seorang guru sedang berdiri di depan kelas dengan memegang balon di tangan kanannya dan telur di tangan kirinya.

Sang guru lalu bertanya, "Apa perbedaan dari kedua benda yang saya pegang ini?"

Beberapa murid mengajukan jawaban. Ada yang menjawab jenisnya. Ada yang menjawab bentuknya. Ada yang menjawab ukurannya.

Setelah tidak ada lagi murid yang menjawab, sang guru lalu mulai berbicara. "Semua jawaban kalian benar, tapi ada hal yang lebih penting. Kedua benda ini sama-sama bulat lonjong, tetapi ada perbedaan esensial."

Sang guru lalu menjelaskan, "Balon kelihatannya indah dan menarik, coraknya meriah dan berwarna-warni, lincah dan ringan bergerak ke sana kemari. Namun, itu hanya penampakan dari luar, sedang di dalamnya kosong. Tidak ada apa-apa. Hanya angin. Sebaliknya dengan telur; dari luar tampak tidak semenarik dan secantik balon, tetapi di dalamnya terkandung potensi kehidupan."

Balon bisa diumpamakan sebagai "perbuatan kegelapan"; enak, gampang, penuh daya pikat, dan menyenangkan, tetapi tidak berbuahkan apa-apa, kecuali kehampaan dan kesia-siaan. Sedangkan telur seumpama "perbuatan terang"; tidak gampang, tidak menarik, tetapi di dalamnya terkandung "potensi kehidupan", sebab berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran.

Apakah hidup kita seperti balon; penuh "kesemarakan", tetapi kosong dan berujung pada kesia-siaan? Atau, menjadi seperti telur; "biasa saja", tetapi "berisi" dan berbuah hal-hal indah dalam kehidupan? Tergantung sikap kita. Kalau kita menjadi "penurut-penurut Allah", hidup kita akan seperti telur. Sebaliknya, kalau kita membiarkan diri dikendalikan oleh "nafsu kedagingan", hidup kita akan menjadi seperti balon.

Maka, perlu sekali kita memperhatikan dengan saksama bagaimana kita hidup. Janganlah hidup seperti orang bebal, tetapi hidup seperti orang arif. "Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,"

Friday, May 20, 2022

*NASEHAT* *Bisa karena biasa*


Kisah berikut ini adalah tentang apa yang terjadi di rumah tangga ... dlm sebuah Keluarga, 
Seorang anak  tidak suka tinggal di rumah, karena Ayah Ibunya selalu 'ngomel', ia tak suka bila Ayahnya mengomelinya untuk hal-hal kecil ini ...

" Nak ! Kalau keluar kamar matikan kipas anginnya."
Matikan TV, jangan biarkan hidup tapi tak ada yang menonton !

" Simpan pena yang jatuh ke kolong meja di tempatnya !"

Tiap hari dia harus ta'at pada hal-hal ini sejak kecil, saat bersama Keluarga di rumah.

Maka tibalah hari ini, saat dia menerima panggilan untuk wawancara kerja ...

Dalam hati dia berkata : " Begitu mendapat pekerjaan, saya akan sewa rumah sendiri." 
Tak akan ada lagi omelan Ibu Ayah," begitu pikirnya ...

Ketika hendak pergi untuk interview, Ayahnya berpesan :

Nak ! Jawablah pertanyaan yang diajukan tanpa ragu-ragu. 

Bahkan jika engkau tidak tahu jawabannya, katakan sejujurnya dengan percaya diri ...

Ayahnya memberinya uang lebih banyak dari ongkos yang dibutuhkan untuk menghadiri wawancara ...

Setiba di pusat wawancara, diperhatikannya bahwa tidak ada penjaga keamanan di gerbang. 

Meskipun pintunya terbuka, gerendelnya menonjol keluar, dan bisa membuat yang lewat pintu itu menabrak atau bajunya tersangkut grendel.

Dia geser gerendel ke posisi yang benar, menutup pintu dan 
masuk menuju kantor.

Di kedua sisi jalan dia lihat tanaman bunga yang indah.
Tapi ada air mengalir dari selang dan tak ada seorang pun disekitar situ.
Air meluap ke jalan setapak. 

Diangkatnya selang dan diletakkannya di dekat salah satu tanaman dan melanjutkan kembali langkahnya.

Tak ada seorang pun di area resepsionis.
Namun, ada petunjuk bahwa wawancara di lantai dua ...

Dia perlahan menaiki tangga.

Lampu yang dinyalakan semalam masih menyala, padahal sudah pukul 10 pagi.

Peringatan Ayahnya terngiang di telinganya : 

" Mengapa kamu meninggalkan ruangan tanpa mematikan lampu ?"

Dia merasa agak jengkel oleh pikiran itu, namun dia tetap mencari saklar dan mematikan lampu.

Di lantai atas di aula besar dia lihat banyak calon duduk menunggu giliran.

Melihat banyaknya pelamar, dia bertanya-tanya, apakah masih ada peluang baginya untuk diterima ?

Diapun menuju aula dengan sedikit gentar dan menginjak karpet dekat pintu bertuliskan " Selamat Datang " ... 

Diperhatikannya bahwa karpet itu terbalik. Spontan saja dia betulkan, walau dengan sedikit kesal. 

Dilihatnya di beberapa baris di depan banyak yang menunggu giliran, sedangkan barisan belakang kosong.

Terdengar suara kipas angin, dimatikanya kipas yang tidak dimanfaatkan dan duduk di salah satu kursi yang kosong ...

Banyak pria memasuki ruang wawancara dan segera pergi dari pintu lain.

Sehingga tak mungkin ada yang bisa menebak apa yang ditanyakan dalam wawancara.

Tibalah gilirannya, dia masuk dan berdiri di hadapan pewawancara dengan agak gemetar dan pesimis ...

Sesampainya di depan meja,  Pewawancara langsung mengambil sertifikat, dan tanpa bertanya langsung berkata :
" Kapan Anda bisa mulai bekerja ?"

Dia terkejut dan berpikir, " apakah ini pertanyaan jebakan, atau tanda bahwa telah diterima untuk bekerja disitu ?" 
Dia bingung.

" Apa yang Anda pikirkan ? " tanya sang boss lalu melanjutkan : 

Kami tidak mengajukan pertanyaan kepada siapa pun di sini. 
Sebab hanya dengan mengajukan beberapa pertanyaan, kami tak akan dapat menilai siapa pun. 

Tes kami adalah untuk menilai sikap orang tersebut...
Kami melakukan tes tertentu berdasarkan sikap para calon ...

Kami mengamati setiap orang melalui CCTV, apa saja yg dilakukannya ketika melihat  gerendel di pintu, selang air yang mengalir, keset "selamat datang", kipas atau lampu yang tak perlu ...

Anda satu-satunya yang melakukan.
Itu sebabnya kami memutuskan untuk memilih Anda ! ! ! "

Hatinya terharu, dia ingat Ayahnya ...
Dia yg selalu merasa jengkel terhadap disiplin dan omelan Ibu Ayahnya. 

Kini dia menyadari bahwa justru omelan dan disiplin yg ditanamkan OrangTua-nyalah yang membuatnya diterima pada perusahaan yang diinginkannya ...

Kekesalan dan kemarahannya pada Ayahnya seketika sirna...

Terngiang kata2 Pewawancara, "... Hanya Anda satu-satunya yang melakukan apa yang kami harapkan dari seorang Manajer, maka kami putuskan menerima Anda bekerja disini ..."

Ayah ! Ma'afkan anakmu, bisiknya dalam hati penuh rasa haru dan bersyukur. 

Dia akan minta maaf kepada Ayahnya, dia akan ajak Ayahnya melihat tempat kerjanya ...
Dia pulang ke rumah dengan Bahagia ...

Apapun yang Orangtua katakan pada anaknya,  adalah demi kebaikan anak-anak itu sendiri, untuk menyiapkan masa depan yang baik ! 

" Batu karang tak akan menjadi patung yang indah bernilai tinggi, jika tak dapat menahan rasa sakit saat pahat bekerja memotongnya ..."

Untuk menjadi pribadi yang indah, kita perlu menerima dan mematuhi nasehat yang baik ...

Kebiasaan baik akan muncul, dari perilaku buruk yang dipahat, dan dibuang dari diri kita ...

Ibu menggendong anak di pinggangnya untuk memeluk, memberi makan dan untuk membuatnya tidur ... 

Tetapi Ayah mengangkat anak dan mendudukkan di pundaknya, untuk membuatnya melihat dunia yang tidak bisa dilihat anaknya ...

Ayah dan Ibu adalah Pahlawan, yang kasih sayangnya layaknya guru yang mendampingi anak sepanjang kehidupan ...

Perlakukanlah Orangtua sebaik-baiknya, agar jadi contoh dan bimbingan dari generasi ke generasi, yang menerima estafet kehidupan ... yg kelak pun agar menjadi Orangtua yg memberi nilai2 kebaikkan bagi kehidupan anak2nya ... 
Begitulah estafetkan *Nilai2* kebaikan ,

*Untuk dibagikan ke para Orangtua dan anak-anak tercinta ...* πŸ’ž

Tuesday, May 10, 2022

BELAJAR DENGAN HATI


Ada seseorang bertanya kepada orang bijak,‎
• Apa itu racun?
Segala sesuatu yang melebihi kebutuhan kita adalah racun;‎
Baik itu kekuasaan, kekayaan, rasa lapar, ego, loba, rasa malas, cinta, ambisi, kebencian atau apapun yang berlebihan adalah racun.‎

• Apa itu ketakutan?‎
Sikap tidak menerima akan ketidak pastian;‎
Andaikan kita bisa menerima ketidak pastian itu, maka‎ itu akan menjadi suatu Petualangan Hidup.
• Apa itu iri hati?‎
Sikap tidak menerima kebaikan² atau kelebihan yang ada pada diri orang lain.‎
Jika kita menerima atau mengakui kebaikan atau kelebihan orang lain itu, maka‎ itu menjadi Inspirasi.‎

• Apa itu Marah?‎
Sikap tidak menerima segala sesuatu yang berada di luar kendali kita;‎
Jika kita menerima hal atau kejadian itu, maka‎ itulah Toleransi.
• Apa itu kebencian?‎
Tidak menerima seseorang sebagaimana adanya dia;‎
Jika kita menerima seseorang apa adanya, tanpa syarat, maka‎ itulah Cinta.
Segala hal di atas adalah Masalah Penerimaan dalam Hati kita;‎
Menolak menimbulkan Ketegangan, ‎Menerima menjauhkan Ketegangan dan membawa Kedamaian.

Kita bisa belajar dengan pikiran, ‎itu yang lazim kita buat, ‎tentu sangat bermanfaat;‎
namun TUHAN mengajarkan untuk LEARN IT BY HEART atau BELAJAR DENGAN HATI.

Apa bedanya?

Jika Hati belajar, Hidup berubah;‎
Jika Hati belajar, Arah Hidup berubah;‎
Jika Hati belajar, Transformasi Hati terjadi;‎
Jika Hati belajar, m a k a Hikmat sorgawi yang turun;‎
Jika Hati belajar, TUHAN berkenan;
Karena itu BELAJARLAH DENGAN HATI.

"Jagalah Hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."
(Amsal 4:23)

GoΟ‘ ϐlešš YoΟ…

Monday, March 21, 2022

Saturday, March 19, 2022

Kisah Insipiratif Kopi Kapal Api


*Karena "Gila", Kapal Api Mendunia*

*SURABAYA* – Pernah dengar merek kopi kapal api? Pernah minum kopi kapal api? Ternyata di balik kesuksesan kopi kapal api ada sosok yang nekad dan "gila", seorang mantan supir bemo.

Adalah kopi Kapal Api, yang menjelma menjadi penguasa pasar melalui kerja keras dan kerja konsisten.

*"Arek Sempel"*

Soedomo Mergonoto, CEO PT Kapal Api Global pernah dituding sebagai "arek sempel" ketika tahun 1982 nekad mengimpor mesin _roasting_ kopi seharga Rp 137 juta, sementara alat kopi lokal bisa didapat dengan harga Rp 1,7 juta saja. Tapi itu kisah di paruh tengah perjalanan perjuangan kopi kapal api. 

Kapal Api adalah bisnis kopi rumahan yang dikelola orang tua Soedomo, yaitu Go Soe Loet dan Poo Guan Cuan, sejak tahun 1927. Itu artinya, cikal-bakal kopi kapal api sudah ada sejak zaman penjajahan. Zaman Indonesia masih dikuasai Belanda, dan bernama Hindia Belanda.

Anda mungkin bertanya ihwal nama "Kapal Api" yang tidak ada sangkut-pautnya dengan kopi. Mirip-mirip Djarum yang tidak ada sangkut pautnya dengan rokok.

Begini kisahnya. Adalah ayah Soedomo, Go Soe Loet yang menentukan nama "Kapal Api" sebagai "brand" produk kopi rumahan, saat itu (1927). Rupanya, nama itu erat dengan kenangan alat transportasi yang digunakan pria asal Fujian, China itu saat berlayar sampai di Indonesia. Go Soe Loet dan dua saudaranya naik kapal api ke Hindia Belanda tahun 20-an.

Ia memulai usaha kopi itu dilakukan di rumahnya yang tidak terlalu besar, hanya berukuran 7 x 70 meter di daerah pecinan, Jl. Panggung, Surabaya. Jika Anda ke Jalan Panggung hari ini, suasanya sudah sangat bagus. Oleh pemerintah Kota Surabaya, kawasan Jalan Panggung dan sekitarnya sudah dicat warna-warni dengan menjaga orisinalitas bangunan tua khas _heritage_ Pecinan.

Alkisah, Indonesia merdeka 1945. Kurang lebih 20 tahun kemudian, Soedomo yang terlahir dengan nama Go Tek Whie, diminta membantu usaha orang tuanya, mengurus usaha kopi.

"Saya masih sekolah, lalu sempat kerja di tempat orang lain satu tahun. Kalau hari libur, Sabtu dan Minggu, saya narik bemo rute Jembatan Merah ke Wonokromo, lalu ke Mojokerto," ujar Soedomo, mengenang masa remajanya yang tinggal tak jauh dari terminal Jembatan Merah, Surabaya.

Barulah di tahun 1967, Soedomo mulai agak intens membantu orang tua. Jangan Anda bayangkan ia membantu sebagai tenaga ahli, atau pelaksana manajemen. 

"Saya anak kampung, bukan anak kuliahan. Jadi, cara membantu orang tua ya antara lain dengan menjadi salesman. Keliling kampung dan pelabuhan Tanjung Perak jual kopi pakai sepeda onthel," kenan lelaki kelahiran Surabaya 3 Juni 1950, itu.

*Membangun Pabrik*

Usaha yang ditekuni ayahnya, mulai menampakkan grafik naik. Terbukti, tahun 1975, sudah bisa membangun pabrik yang lebih representatif di daerah pantai utara Surabaya, tepatnya di Kenjeran. "Ketika pabrik Kenjeran sudah tidak lagi memenuhi kebutuhan, kami bangun pabrik yang lebih besar di Sepanjang, Sidoarjo," kata Soedomo.

Jika dibentang kalender berjalan, usia Kapal Api tahun 2022 menginjak tahun ke-95. Hampir satu abad. Ada beberapa titik penting dalam kalender sejarah Kapal Api. Tahun 1975, disebut Soedomo sebagai salah satu titik penting itu.

"Tahun 1975 adalah tahun _booming_, setelah memasang iklan di TVRI, menggunakan bintang iklan pelawak Srimulat. Namanya Paimo. Jargon yang terkenal ketika itu 'Kopi Kapal Api Jelas Lebih Enak'. Suara Paimo yang khas sangat menarik. Sejak itu, omzet Kapal Api naik tajam," ujar Soedomo.

Lima tahun sejak beriklan di TVRI menggunakan pelawak Paimo, Kapal Api sudah berhasil menjadi _market leader_ di Jawa Timur. "Tahun 1982 saya beranikan diri untuk mendatangkan mesin roasting kopi dari Jerman. Harga mesin setipe, kalau produk lokal Rp 1,7 juta, sedangkan mesin Jerman saya beli seharga Rp 137 juta…. Wah… saya banyak diprotes orang, termasuk oleh orang tua saya," kata Soedomo sambil tertawa.

Para tetangga sampai bilang begini ke orang tua Soedomo, "Anakmu yang satu ini memang _arek sempel_. Hati-hati lho, nanti bisa bangkrut." Di Surabaya, lazim orang menyebut kata "arek sempel" untuk menyebut kegilaan seseorang. Tapi makna kata itu bukan sakit jiwa, cenderung ke makna "nekat".

Capek mendengar ocehan tetangga dan kekhawatiran orang tua, Soedomo lalu menenangkan dengan kalimat singkat, "Sudahlah… jangan dengerin _encik-encik_ itu."

Soedomo sudah punya perhitungan matang. Dengan mendatangkan mesin _roasting_ kopi dari Jerman, ada banyak efisiensi yang bisa dilakukan. Artinya ada banyak penghematan. Di sisi lain, kapasitas produksi juga bisa ditingkatkan. Dengan efisiensi di satu sisi, serta peningkatan kapasitas produksi di sisi yang lain, Soedomo yakin, investasi di mesin _roasting_ itu bisa segera kembali modal.

"Maklumlah, waktu itu memang saya nekat betul. Untuk beli mesin seharga Rp 137 juta, saya utang bank. Mungkin itu yang membuat orang tua dan keluarga besar keberatan dan khawatir berlebihan," ujarnya.

*"Banyak Anak"*

Mungkin tidak banyak yang tahu, Soedomo (baca: perusahaan kapal api) memiliki banyak anak. Ya, anak manusia. Anak-anak yang harus disantuni sejak masih dalam kandungan, proses persalinan, pertumbuhan, hingga sekolah, dan bekerja.

Cukup panjang jika dinarasikan. Tapi sayang kalau tidak diringkas, sebagai bumbu tulisan, melengkapi jatuh bangkit perjalanan bisnis Soedomo.

Alkisah tahun 1984, pemerintah mengajak Kapal Api untuk memiliki kebun kopi sendiri. Di mana saja di wilayah Indonesia. Tidak hanya instruksi, tetapi pemerintah juga memberi fasilitas pendanaan melalui Bank Bumi Daya. 

"Saya sempat bilang, bagaimana kalau gagal? Sebab saya tidak punya pengalaman berkebun kopi," kata Soedomo kepada perwakilan pemerintan yang menemuinya.

Karena itu suatu keharusan, maka mau-tidak-mau, Soedomo melaksanakan. Tapi, tidak mau asal membangun perkebunan kopi. Untuk itu ia pergi ke sejumlah negara untuk studi banding. Yang utama ia datangi negeri Belanda. "Sudahlah. Pendek kata, kalau mau tahu bagaimana Indonesia di masa lalu, pergilah ke Belanda, terutama di Pusat Arsip Nasional Belanda," katanya.

*Pilihan Toraja*

Di Belanda ia mendapati catatan-catatan tentang perkebunan kopi. Semua perkebunan kopi zaman Belanda, ada catatannya. Dibangun sejak kapan, pemiliknya siapa, kapasitas produksinya berapa, sampai bayar pajaknya berapa, tercatat dengan baik. "Dari catatan itu saya putuskan ke Toraja Sul Sel. Kopi Toraja kan memang sangat terkenal sejak dulu," tambahnya.

Tahun 80-an itu pula Soedomo berangkat dari Surabaya ke Makassar, nyambung ke Makale jalan darat, dan nginep semalam. Esoknya lanjut ke Bittuang di Tana Toraja, lewat jalan rusak sejauh kurang lebih 20 km. Jarak 20 km, ditempuh dalam waktu lima jam, saking hancurnya jalanan ketika itu. "Begitu sampai, masih harus jalan kaki tiga jam, naik gunung, melintasi sungai. Sesampai di sana, wah… benar-benar masih kelihatan peninggalan Belanda," kata Soedomo.

Soedomo bawa ransel, _sleeping bag_, tabung lilin untuk tidur, perlengkapan penerangan sekadarnya, alat masak yang juga sekadarnya. Mirip orang mau berkemah. "Dingin luar biasa. Sekali ke sana, paling cepat saya dua minggu baru turun. Tapi apa yang saya mau katakan, sampai hari ini, tidak ada untung sama sekali," ujar Soedomo, pahit.

Soedomo pun berkisah. Tenaga kerja di sana sangat susah diajak sinergi. Berbeda dengan zaman Belanda yang barangkali setengah kerja paksa. Sesuatu yang tidak bisa lagi digunakan di era kemerdekaan. Suatu ketika, Soedomo membawa tenaga kerja dari Jawa. Bupati tidak berkenan, dan memaksa harus menggunakan tenaga kerja lokal.

Soedomo bersikukuh mempertahankan tenaga dari Jawa dengan dalih, warga di sekitar tidak ada yang bisa mencangkul. Justru dengan didatangkan pekerja dari Jawa, Soedomo bermaksud mengajarkan penduduk  setempat bagaimana mencangkul dan merawat kebun kopi. 

*Repot Asmara Pekerja*

Perkara muncul, ketika para pekerja perkebunan kopi dari Jawa itu lalu menjalin kisah asmara dengan penduduk lokal. Begitu si perempuan hamil, pekerja asal Jawa ini kabur. 

"Ini sungguh-sungguh terjadi, ketika suatu hari datang ibu-ibu membawa anak bayi minta pertanggungjawaban…. Wah, siapa yang berbuat, siapa pula yang harus bertanggung jawab," kata Soedomo sambil berderai tawa.

Atas nama kemanusiaan, Kapal Api menanggung mereka semua, mulai dari persalinan sampai pendidikan. Bahkan tidak sedikit yang akhirnya bekerja di perkebunan kopi milik Kapal Api. 

"Itulah sejarahnya Kapal Api punya banyak anak. Anak manusia beneran… ha… ha… ha….," tambah Soedomo.

Pameo lama "banyak anak banyak rezeki", kiranya tak bisa dipungkiri, pas dengan perkembangan Kapal Api. Buktinya, bisnis kopinya makin berkembang. Saat ini, Kapal Api memiliki 50 kantor cabang dengan jumlah karyawan sekitar 7.000 orang. 

Jumlah kendaraan operasional dan distribusi Kapal Api tak kurang dari 850 unit. Praktis, armada Kapal Api menjadi satu perusahaan logistik terbesar di Tanah Air di bawah naungan PT Fastrata Buana.

Soedomo juga mengembangkan bisnis _coffee shop_ dengan _brand_ Excelso. Ia merintis usaha itu sejak 1992. Hingga tahun 1998, bisnis _coffee shop_-nya masih merugi. Nah, pasca krisis moneter, usaha itu bangkit pelan-pelan, dan kini sudah berkembang menjadi 150 gerai di seluruh Indonesia.

Mirip teori Rockefeller, maka Soedomo pun menggarap pengembangan pasar, untuk meningkatkan omzet bisnisnya. "Sampai sekarang, kami masih terus mengedukasi dan mensosialisaikan budaya ngopi kepada masyarakat, utamanya lapisan generasi muda. Makin besar jumlah peminum kopi, makin besar peluang bisnis kopi," ujar Soedomo berteori.

*Takut Hilang Suami*

Lumayan panjang daftar ekspansi usaha Soedomo. Selain yang sudah tersebut di atas, masih ada PT. Santos Premium Krimer, produsen produk berorientasi krim. PT. Sulotco Jaya Abadi merupakan produsen kopi Arabica Toraja yang menjunjung tinggi kualitas.

Kemudian, PT Agel Langgeng, salah satu perusahaan permen dan biskuit terbesar di Indonesia yang didirikan Soedomo pada tahun 1991. Terakhir, Soedomo merambah bisnis kecantikan. Lho!!!

Dengar dulu kisahnya. Dengan pembawaan yang jenaka, Soedomo memulai kisah, bagaimana ia akhirnya nyemplung ke bisnis kaum hawa. "Saya melihat peluang itu justru ketika makin banyak wanita Indonesia mengenakan hijab. Karena tidak bisa memperlihatkan keindahan rambut sebagai mahkota, maka fokus para wanita beralih ke wajah," katanya mengawali cerita.

Maka, berbondong-bondonglah kaum wanita ke rumah kecantikan untuk menghilangkan flek di wajah, menghilangkan komedo, menghilangkan tanda-tanda _aging_ (penuaan), memperbaiki alis, dan sebagainya. 

"Jangan lupa, mereka berani bayar mahal lho! Ada yang satu paket perawatan sampai 10 juta bahkan 20 juta rupiah," katanya.

Melihat peluang itu, Soedomo pun mengambil alih perusahaan kecantikan dengan _brand_ Miracle dan Meliderma. Di Surabaya, kedua klinik kecantikan ini melayani dua kelompok masyarakat. Miracle untuk kelas atas, sedangkan Meliderma menyasar golongan menengah-bawah.

Atas dan menengah-bawah itu bukan sosiografis kelompok usia, melainkan strata ekonomi. "Yang punya kebutuhan perawatan wajah itu adalah wanita usia 30 tahun ke atas. Dan umumnya, usia segitu adalah wanita-wanita mapan, baik wanita karier maupun istri pejabat atau istri pengusaha," tambah Soedomo.

Awalnya, ada saja yang mencemooh, "Wah… pak Domo sekarang bisnis salon kecantikan. Banyak cewek-cewek…." Berkata begitu Soedomo tertawa. Lalu ia melanjutkan. "Saya bilang begini. He… saya kasih tahu ya…. Yang datang ke salon saya itu bukan cewek-cewek ABG, tapi wanita-wanita yang takut kehilangan suaminya. Makanya mereka harus perawatan supaya selalu tampil cantik." Lagi-lagi Soedomo tertawa sendiri dengan sanggahan atas cemoohan segelintir orang tadi.

Instink Soedomo benar. Kliniknya berkembang sangat baik. Saat ini, sudah ada 20 klinik kecantikan Miracle dan Meliderma di seluruh Indonesia. "Saya kasih tahu ya bapak-bapak…. Sekarang ini, yang namanya pensil alis, sangat penting bagi wanita," kata Soedomo dengan ekspresi lucu, dan memancing tawa hadirin.

*Kolaborasi*

Doni Monardo bersama pengurus PPAD sedari tadi menyimak paparan Soedomo dengan takjub. "Begitulah kisah pak Soedomo mengembangkan Kapal Api, sampai saat ini berhasil menjadi brand terbesar ketiga di dunia," kata Doni, disambut tepuk tangan hadirin.

Ke depan, Doni mengajak pengurus PPAD di seluruh Indonesia, utamanya yang memiliki minat, mengembangkan kopi. Doni sudah beberapa kali menghubungkan produsen kopi di berbagai daerah dengan Kapal Api. "Jadi tidak perlu khawatir masalah off taker. Kita punya pak Soedomo," katanya.

Melalui kolaborasi, sesuatu bisa dengan mudah ditingkatkan volumenya menjadi besar. Doni kembali menukil sejarah VOC yang sukses besar dengan mengeksploitasi potensi rempah Nusantara. Termasuk kopi.

Sebagai penyuka kopi, Doni paham bagaimana karakter tanaman kopi yang tidak bisa hidup sendiri. Harus ada pohon pelindung. "Kopi butuh tanaman pelindung lain. Dan akar pohon kopi, menghunjam dalam. Saya pernah minta orang mencabut akar kopi, dan ketahuan panjang akar kopi bisa sampai 1,5 meter. Ini artinya, kopi tidak saja bagus untuk vegetasi yang memiliki fungsi ekologis, tapi juga ekonomis," tambahnya.

Jadi kalau mau memulai usaha perkebunan kopi, harus ada yang berani merintis. Doni mencontohkan saat ia menggulirkan program Citarum Harum tahun 2017. Tidak ada dana, dan praktis minim dukungan. Semua berangkat dari nol. Tapi dengan kerja keras dan konsistensi, akhirnya membuahkan hasil.

Saat ini, masyarakat sudah merasakan manfaat Citarum yang bersih, tidak lagi menjadi sungai terkotor di dunia. Maka, di beberapa tempat, tumbuh spot pariwisata. Ada restorannya, ada cafenya, ada camping ground-nya. "Pariwisata tumbuh, masyarakat mendapatkan manfaat, dan akhirnya mereka senang memelihara alam," kata Doni.

Doni juga meminta teman-temannya di PPAD belajar dari kisah sukses Soedomo Mergonoto. Termasuk kiprah jatuh-bangun membantu masyarakat menggeluti pertanian dan perkebunan. Terakhir, Soedomo bahkan mengembangkan bisnisnya ke bidang kecantikan. 

"Kecantikan, akarnya juga dari produk rempah. Jadi, semakin banyak orang Indonesia memiliki sikap dan pola pikir seperti pak Soedomo, negara ini bisa menjadi negara besar dalam waktu cepat," pungkas Doni Monardo.

Doni Monardo, membawa cakrawala baru dalam pemikiran para pengurus Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD). "Saya ajak pengurus ke sini, supaya tahu, bahwa perusahaan kopi terbesar itu adanya di Surabaya," ujar Ketua Umum PP PPAD itu, di Surabaya, (9/3/2022).

Thursday, February 24, 2022

LAHIR SEBAGAI KETURUNAN TIONGHOA


*Tadi disebelah saya ada sekelompok orang barat, mereka sambil makan sambil ber bincang2, di dalam  pembicaraan nya mereka mentertawakan, kenapa orang tionghoa makan pakai 2 pentungan kecil /sumpit ?*

*Sebelum saya menghampiri orang2 barat itu, ada seorang pemuda yang sudah menghampiri mereka, sambil membawa sumpit*

*pemuda ini menjelaskan :*

*Sumpit yang kita gunakan mempunyai filosofi kehidupan yang sangat mendalam, leluhur kita di dalam aksara tulisan kita dan dalam segala hal,  selalu memberi pelajaran kepada turunan nya*

*Sumpit yang kita gunakan panjang 7. 6 inchi*

*ini ada artinya :*
*7 perasaan & 6 keinginan*

*7 perasaan :*

*senang, marah, sedih, gembira, sengsara, takut, khawatir*

*6 keinginan ini, akan timbul dari 6 indera kita , yaitu :*

*mata, kuping, hidung, lidah, badan, pikiran*

*Sumpit ada sepasang, artinya :*

*didunia ini selalu ada yg Positif & Negatif*
*ada baik buruk, ada panas dingin, tinggi pendek dst*

*Cara pakai sumpit degan 5 jari, artinya :*

*5 unsur :*

*Logam = Setia/ korsa*
*Kayu = Cinta kasih*
*Air = kebijaksanaan*
*Api = Sopan santun*
*Tanah = Kepercayaan* 

*Sumpit ujungnya bulat, pangkalnya kotak ( bulat untuk langit ,kotak untuk bumi ) artinya : *

*Perbuatan kita hrs sesuai langit dan bumi ( sesuai alam semesta atau sesuai Kehendak Tuhan )*

*Cara memakai sumpit bukan dipucuk, tapi agak ditengah2, artinya :*
*langit , bumi &, manusia  Maksudnya :  manusia, langit & bumi, harus selalu bersama,*

*Langit Bumi / alam semesta  adalah Hati*

 *Tuhan atau Hati Nurani ( Manusia harus punya Hati Nurani )*

*Cara memakai sumpit tidak boleh teralu kuat, juga tidak boleh terlalu lemah,*

*Bila terlalu kuat sumpit tdk bisa buka, terlalu lemah tidak bisa menjapit, tenaganya hrs cukupan , maksudnya, jadi manusia harus fleksibel, bisa kira2, tahu aturan & bisa menghargai orang, jagan terlalu keras & kaku, tapi juga jgn terlalu lemah & tdk punya prinsip*

*Bisa mengerti tingginya langit dan tebalnya bumi, maksudnya :*

*Harus tahu diri*, 

*Jagan menjilati orang yang kaya & berkuasa*

*Jangan juga menghina orang yang dibawah*

*Tiongkok mempunyai Kebudayaan yg sgt tinggi dan beradab, mengajari kita untuk Toleransi dan Agresif dalam arti ,    punya keinginan untuk maju*

*Pemuda tersebut. bertanya, saya juga ingin belajar dari kalian, apa artinya, kebudayaan kalian, bila kalian makan menggunakan garpu dan pisau ?*

*Orang2 barat itu tidak bisa menjawab, wajah mereka terlihat kaget & malu , mereka  terus mengatakan,sorry, sorry*

*Saya sangat kagum dengan anak muda ini*

*Leluhur kita meninggali Kebudayaan yang luar biasa , maka kita menjadi keturunan tionghoa benar2 merasa sangat bangga*

*Dan kita jadi org tionghoa dimanapun berada, harus mengetahui & mempelajari Kebudayaan Tiongkok*

*Sehingga kita patut bangga dilahirkan sebagai orang tionghoa*

------------------------------------

*Tidak punya nama tionghoa tidak bisa bahasa tionghoa masih ok*

*Yang penting jagan melupakan kebudayaan kita ☝️*

*Kebudayaan Tiongkok ,  paling lama didunia , sudah 5.000 tahun lebih lamanya* 

*Saya pernah ketemu orang tionghoa dari amerika ,waktu antri di imigrasi bandara Tiongkok*

*Dia adalah generasi ke 5 di amerika , dari generasi ke 3 , sudah tidak punya nama tionghoa dan tidak bisa bahasa tionghoa , tapi keluarga mereka turun temurun selalu mengajarkan kebudayaanTiongkok , sehingga dia sangat bangga menjadi orang tionghoa dan diseluruh dunia org tionghoa selalu unggul  , karena punya kebudayaan yang kuno dan luar biasa*

*Didalam sejarah Tiongkok tidak pernah ada catatan , menjajah negara lain* 

*Karena kebudayaan kita mengajarkan , Toleransi & Hati Nurani dll*. 

*Kita tdk mau menjahati orang lain , karena kita juga tidak mau dijahati* 

*Mao Tze Tong mengatakan*: 

*Bila orang lain tidak mengganggu kita* 
*Kita tidak akan mengganggu orang lain* 

*Tapi bila org lain berani mengganggu kita , PASTI kita balas dengan kebaikan dan Bijak* 😠

*Saran saya !*

*Untuk tionghoa generasi muda , diseluruh dunia* ......

*Belajarlah bahasa tionghoa & pelajari   Kebudayaan Tiongkok , itu merupakan warisan hebat dari leluhur kita*

 πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ™πŸ™πŸΌπŸ™πŸΌπŸ™πŸΌ

Friday, February 11, 2022

KESOMBONGAN


Dulu sekali (seperti cara ibuku kalau membuka dongengannya), aku sedang makan di sebuah warung kecil. Saat sedang menikmati makanan ada seorang pemuda masuk. Dari penampilannya jelas dia seorang pengamen jalanan, seperti anak-anakku di rumah singgah. Dia memesan nasi dan lauk. Minta dibungkus. Setelah menerima nasi yang sudah dibungkus, dia mengeluarkan semua uang yang ada di sakunya. Dua saku celana dan saku baju. Uang koin 100, 200 dan 500 an. Setelah dihitung ternyata hanya ada 3,800. Padahal harga nasi dan es teh 6,000. Ibu penjual nasi marah. Mendengar itu aku dengan bangga mengatakan nanti aku yang menambah kekurangannya. Aku membayangkan diriku sudah menjadi pahlawan. Orang yang penuh belas kasih.

Setelah pemuda itu pergi, ibu penjual masih mengomel. Dia mengatakan anak itu setiap hari membeli tapi sering uangnya kurang. Sambil makan aku mendengarkan omelan ibu itu. Selesai makan aku naik motor mau melanjutkan perjalanan. Di traffic light yang tidak jauh dari warung aku melihat pemuda itu mengamen dari mobil ke mobil. Aku mencari tempat yang aman untuk memparkir motor. Aku bermaksud mengajak anak itu untuk tinggal di rumah singgah.

Saat dia sedang berdiri di tepi jalan aku menghampirinya. Dia mengenaliku. Kami mengobrol sebentar. Aku tanya apakah makanan yang dibeli sudah habis? Dia menjawab bahwa nasi bungkus itu diberikan pada seorang pengemis tua. Setiap hari dia memberi makan pengemis itu. Tidak jauh dari situ ada seorang ibu tua duduk bersimpuh dekat tembok pagar rumah. Tubuh dan pakaiannya sangat kotor. Aku tanya siapa pengemis tua itu? Pengamen itu menjawab tidak tahu. Setiap hari dia disitu, tetapi jarang ada orang yang memberinya, sehingga dia sering kelaparan.

Mendengar cerita itu aku seperti ditampar keras. Runtuhlah kesombonganku seolah aku sudah hebat dengan sumbangan sebesar 2,200 untuk nasi bungkus tadi, padahal pemuda itu setiap hari memberi semua penghasilannya. Apa artinya 2,200ku dibandingkan pemberian semua yang dimiliki?

Kadang kala kita merasa sudah banyak memberi. Bahkan tidak jarang pamer kalau sudah memberi. Padahal ada banyak orang yang memberi jauh lebih besar dari yang kita lakukan. Yesus memuji persembahan janda miskin yang hanya 2 peser dibandingkan penyumbang-penyumbang besar. Janda itu berani memberikan seluruh atau 100% miliknya, sedangkan penyumbang besar memberi mungkin tidak sampai 10% dari harta yang dimilikinya. Jadi jangan mudah menilai besarnya sumbangan dan jangan mudah merasa sudah hebat memberi sumbangan. Membagi 100 nasi bungkus saja sudah merasa hebat. Jika harga nasi bungkus saat ini 10.000 maka hanya 1 juta. Berapa persen 1 juta itu dari kekayaan yang dimilikinya? Masih banyak orang yang berani memberi 100% dari yang dimilikinya.

Wednesday, January 19, 2022

F I L O S O F I P I N S I L


πŸ“ Seorang anak bertanya kepada neneknya yang sedang menulis sebuah surat.
 
"Nenek sedang menulis apa❓"
 
πŸ“ Sang nenek menjawab : "Tentang kamu, namun tahukah bahwa ada hal yang lebih penting dari isi tulisan yang nenek buat ini❓".
 
✏️ "Hal tersebut adalah PENSIL & Nenek harap kamu bakal seperti PENSIL ini ketika kamu besar nanti" ujar si nenek lagi.
 
Mendengar hal tersebut si cucu menjadi heran.
 
✏️ "Tapi nek, sepertinya PENSIL itu sama saja dengan PENSIL yang lainnya." Ujar si cucu.
 
✏️ Si nenek kemudian menjawab, "Itu semua tergantung bagaimana kamu melihat PENSIL ini."
 
✏️ *"PENSIL ini mempunyai 5 kualitas yang bisa membuatmu selalu tenang dalam menjalani hidup*, jika memegang prinsip-prinsip itu di dalam hidup ini."
 
✏️ *Kualitas 1,*  _*PENSIL BISA MENGHASILKAN KARYA YANG HEBAT DALAM HIDUP INI*_
Tapi jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu menuntunnya. Kita menyebutnya _*TANGAN TUHAN*_.
Sesuai kehendakNYA kita menghasilkan karya yang luar biasa.
 
✏️ *Kualitas 2*,  _*PENSIL WAKTU DIPAKAI, ADA SAATNYA HARUS DIRAUT DAN MENAJAMKANNYA KEMBALI*_. 
Rautan ini pasti membuat si PENSIL menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, si _*PENSIL AKAN TAJAM KEMBALI*_. Begitu juga dengan kita, dalam hidup ini kita harus berani menerima masalah penderitaan dan kesusahan, karena hal tersebut akan membuat kita menjadi orang yang lebih berguna/bermanfaat.
 
✏️ *Kualitas 3* _*PENSIL SELALU MEMBERI KESEMPATAN TULISAN YANG SALAH SIAP DIHAPUS DAN DIPERBAIKI*_.
Oleh karena itu _*SIAP MEMPERBAIKI KESALAHAN DALAM HIDUP INI*_, bukanlah hal yang jelek. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada di jalur yang benar dan dilajur yang tepat.
 
✏️ *Kualitas 4*,  _*PENSIL YANG TERPENTING ADALAH ARANG YANG ADA DI DALAMNYA*._
Oleh sebab itu, selalu waspada dan menyadari supaya hati yang di dalam tidak mudah dikotori dengan hal-hal yang ada di dunia ini.
 
✏️ *Kualitas 5,* _*PENSIL SELALU MENINGGALKAN TANDA GORESAN*_
Seperti juga kita, *SADARILAH SEMUA PERBUATAN AKAN MENINGGALKAN KESAN*.
Oleh karena itu selalulah hati-hati dan sadar terhadap semua pikiran, perkataan dan perbuatan kita, supaya bisa dipertanggungjawabkan.
❤❤πŸ’™πŸ’™πŸ’šπŸ’šπŸ’›πŸ’›πŸ§‘πŸ§‘πŸ’œπŸ’œ

Sunday, January 9, 2022