Friday, July 26, 2019

Mencuri itu "Baik"


Seorang ibu mengeluhkan putranya, usia 13 tahun, yang mulai suka mencuri uang. Menurut ibu ini, sebelumnya, putranya baik-baik saja. Entah apa yang terjadi dengannya hingga suka mengambil uang di dompet ibunya, tanpa ijin.

Saya tanya si ibu, apa yang ia lakukan saat mengetahui anaknya mengambil uangnya tanpa ijin, si ibu dengan tegas dan menampakkan wajah marah berkata, "Saya beri dia hukuman setimpal. Biar kapok, lain kali tidak berani lagi mencuri uang saya."

Saya jelaskan pada si ibu bahwa bila anak mencuri uangnya, ini adalah hal yang sangat baik. Ia sangat kaget mendengar yang saya sampaikan padanya. Dan sebelum ia bereaksi lebih lanjut, saya jelaskan maksud pernyataan saya.

Sebagai hipnoterapis klinis saya paham sepenuhnya bahwa mencuri adalah perbuatan tidak baik, melanggar ajaran agama dan juga kemoralan. Namun, saya lebih fokus pada menelisik apa yang sesungguhnya terjadi pada si anak sehingga melakukan tindakan mengambil uang tanpa ijin, yang oleh ibunya disebut mencuri.

Saya kemudian menjelaskan tentang prinsip penting yang mendasari praktik hipnoterapi klinis saya: The sympton is not the problem. The Symptom is the expression of the problem. Dalam kasus anak ibu ini, tindakan mencuri bukan masalah sesungguhnya karena ia hanyalah ekspresi dari masalah yang perlu diselesaikan.

Orang tua dan lingkungan sering salah dalam menangani kasus-kasus seperti ini. Yang sering dilakukan adalah anak diberi hukuman atau dipermalukan dengan tujuan memberi efek jera sehingga tidak lagi berani mengulangi perbuatannya. Apakah ini bisa berhasil? Saya jawab tegas, tidak bisa.

Perilaku adalah manifestasi dorongan yang berasal dari pikiran bawah sadar. Untuk menyelesaikan masalah harus sampai ke akarnya, bukan hanya memberi hukuman atau ancaman agar individu tidak mengulangi perilakunya. Ini sama seperti rumput. Bila kita memotong rumput tanpa mencabut akarnya, cepat atau lambat rumput ini pasti akan tumbuh lagi.

Anak mencuri uang, tentu ada alasannya, seperti: 
- mentraktik teman
- beli barang
- karena diancam atau diperas
- hanya disimpan

Bila anak mengambil uang untuk mentraktir temannya berulang kali, bisa disimpulkan yang ia butuhkan sebenarnya adalah pengakuan dan penghargaan. Besar kemungkinan ini ia tidak dapatkan di rumah.

Bila anak mengambil uang untuk beli barang yang ia inginkan, ada kemungkinan ini terjadi karena orang tua sering berjanji pada anak namun jarang ditepati.

Bila anak mengambil uang untuk diberikan kepada orang yang mengancam atau memerasnya, maka orang tua perlu turun tangan mengatasi hal ini karena bisa mengarah pada keselamatan jiwanya. Bila perlu, lapor ke pihak berwajib.

Bila anak mengambil uang hanya disimpan atau tidak digunakan, besar kemungkinan ia melakukan hal ini untuk menghukum atau membalas orang tuanya.

Jadi, untuk menyelesaikan masalah perilaku, kita perlu mencari akar atau inti masalahnya, core of the core-nya.

Bagaimana menurut anda?