Alkisah, d sbuah pesta emas pringatan 50 thn pernikahan spasang kakek nenek yg dikenal sangat rukun nan romantis.
Di meja makan tersedia hidangan ikan yg mrupakan kegemaran pasangan tersebut. Sang kakek mlayani sang nenek dgn mengambilkannya kepala ikan, kemudian mengambil sisa ikan tersebut utk dirinya.
Sang nenek terdengar berkata:"Suamiku, kita tlah menikah 50 thn. Dan slama ini aku begitu mencintaimu. Namun trus trang, aku kecewa mengapa engkau slalu hanya memberiku kepala ikan aja bahkan sampai hari ini? Tahukah engkau kalau sebetulnya aku sangat tdk suka makan kepala ikan? Slama 50thn ini aku slalu berusaha membrikan bagian daging terbaik utkmu dan hanya menyantap kepala ikan yg tdk enak ini. Engkau sungguh tdk memahamiku. Aku tdk tahan lagi utk mengungkapkan hal ini."
Sang kakek terkejut dan hatinya sedih mendengarkannya. Akhirnya, sang kakek pun menjawab: "Istriku, saat engkau memutuskan menikah dgnku, aku bertekad utk slalu membahagiakanmu dgn membrikan yg terbaik utkmu. Sejujurnya, hidangan kepala ikan ini adalah hidangan kesukaanku sejak kecil. Namun, aku slalu menyisihkan hidangan kepala ikan ini utkmu, krn aku ingin membrikan yg terbaik bagimu. Smenjak menikah dgnmu, tdk pernah lagi aku menikmati hidangan kepala ikan favoritku. Aku hanya bs menikmati daging ikan yg tdk aku suka krn bnyk tulangnya itu. Aku minta maaf, istriku."
Mendengar hal tersebut, sang nenek pun menangis terharu. Merekapun akhirnya berpelukan.
Kadang hanya krn masalah spele, hubungan sampai kandas. Kualitas hubungan tergantung pd sebrapa jauh kita mengenali org lain, sebrapa bsr kita memahami dan memakluminya. Butuh klapangan dada dan kebesaran jiwa.
Pesan moral :
ǷεƦℓυ blajar memahami pasangan, saudara, sahabat dan krabat dgn krendahan hati. Slalulah berpikir, berkata dan bertindaklah secara bijak.