Di dalam gereja itu ada seorang penjaga pintu. Melihat Yesus yang setiap hari berada di kayu salib, harus menghadapi begitu banyak permintaan orang, dia pun iba dan berharap bisa ikut memikul beban penderitaan Yesus. Suatu hari, dia pun berdoa menyatakan harapannya itu kepada Yesus. Di luar dugaan, ia mendengar sebuah suara mengatakan, "Baiklah! Aku akan turun menggantikan kamu sebagai penjaga pintu, dan kamu naik di atas kayu salib itu. Namun, janganlah mengucapkan sepatah katapun." Si penjaga pintu merasa permintaan itu sangat mudah.
Turunlah Yesus dan penjaga itu naik ke atas, menjulurkan lengannya seperti Yesus yang dipaku di kayu salib. Karena orang-orang datang bersujud, tidak ada yang memperhatikan perbedaannya. Orang yang datang tiada habisnya, permintaan mereka pun ada yang rasional dan ada juga yang tidak rasional, banyak sekali permintaan yang aneh-aneh. Namun, si penjaga pintu itu tetap bertahan untuk tidak bicara.
Pada suatu hari datanglah seorang saudagar kaya. Setelah selesai berdoa, ternyata kantung uangnya tertinggal. Si penjaga melihatnya dan ingin sekali memanggil saudagar itu kembali, namun terpaksa menahan diri. Selanjutnya, datanglah seorang miskin yang sudah 3 hari tidak makan, ia berdoa kepada Yesus agar dapat menolongnya melewati kesulitan hidup ini. Ketika hendak pulang, ia menemukan kantung uang yang tertinggal itu. Begitu dibuka, ternyata isinya uang dalam jumlah besar. Orang miskin itu kegirangan bukan main, "Yesus benar-benar baik, semua permintaanku dikabulkan!" katanya dengan penuh rasa syukur. Di atas kayu salib, 'Yesus' ingin sekali memberitahunya, bahwa itu bukan miliknya. Namun, lagi-lagi karena perjanjian, maka ia tetap menahan diri.
Berikutnya, datanglah seorang pemuda yang akan berlayar ke tempat yang jauh. Ia datang dan memohon agar Yesus memberkati perjalanannya, agar dia sampai ke tujuan dengan selamat. Saat hendak meninggalkan gereja, saudagar kaya itu menerjang masuk dan langsung mencengkram kerah baju si pemuda. Dia memaksa pemuda itu mengembalikan uangnya. Si pemuda yang tidak mengerti kenapa saudagar itu marah-marah, tidak terima. Keduanya pun bertengkar.
Di saat itulah, tiba-tiba dari atas kayu salib 'Yesus' akhirnya angkat bicara. Setelah semua masalahnya jelas, saudagar itupun kemudian pergi mencari orang miskin itu dan si pemuda yang akan berlayar pun bergegas pergi, karena kuatir ketinggalan kapal.
Yesus yang asli kemudian muncul, menunjuk ke arah kayu salib itu sambil berkata, "Turunlah kamu! Kamu tidak layak berada di sana." Penjaga itu membantah. "Aku telah mengatakan yang sebenarnya dan menjernihkan persoalan serta memberikan keadilan, apakah salahku?"
"Apa yang kamu tahu?" tanya Yesus
"Saudagar kaya itu sama sekali tidak kekurangan uang, uang di dalam kantung itu hendak dihambur-hamburkannya. Namun bagi orang miskin tadi, uang itu dapat memecahkan masalah dalam kehidupan keluarganya. Yang paling kasihan adalah pemuda itu. Jika saudagar itu terus bertengkar dengan si pemuda sampai ia ketinggalan kapal, maka si pemuda itu mungkin tidak akan kehilangan nyawanya. Tapi sekarang kapal yang ditumpanginya sedang tenggelam di tengah laut."
Apa yang kita tahu? Seringkali apa yang kita anggap baik, kita lakukan. Tapi belum tentu itu yang terbaik. Kadang kita tidak bisa melihat apa yang ada di dalam kehidupan ini. Mengapa hidup kita sepertinya penuh masalah dan tidak pernah ada tenangnya. Tapi tahukah kita, percayakah kita, kalau Tuhan sedang lakukan perkara indah di dalam hidup kita.