Selama ini kita cenderung menghindari stress. Kita tidak pernah mengira bahwa stress ternyata bisa jadi sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita. Kita menganggap stress sebagai sesuatu yang salah dan 'harus disembuhkan'. Dan tidak banyak dari kita yang menyadari bahwa sebenarnya dalam kehidupan kita, untuk menjadi lebih bahagia, kita perlu mengalami stress—dalam jumlah dan takaran yang wajar.
Sebenarnya, ada dua jenis stress di dunia. Jenis pertama adalah stress negatif atau distress. Ini adalah jenis stress yang kita tahu selama ini. Jenis stress yang kita takuti karena sifatnya cenderung destruktif. Namun, ada pula jenis stress yang lain, disebut dengan eustress atau euphoric stress. Eustress merupakan jenis stress yang baik untuk meningkatkan performa kita dan membuat kita lebih bahagia.
Eustress terjadi saat kita memiliki target-target yang harus kita capai dalam hidup, sesuatu yang ingin kita kejar. Eustress memaksa diri kita untuk bekerja, memotivasi kita untuk melakukan sesuatu yang lebih untuk menghasilkan pencapaian yang maksimal. Eustress terjadi saat kita dihadapkan pada sebuah tujuan, kita mengalami stress, tapi kita terpacu untuk mengerahkan usaha maksimal untuk meraih tujuan tersebut, selama kita tahu dan yakin bahwa tujuan itu masih berada dalam jangkauan kapasitas kita.
Zona 1- The Chill Zone
Orang-orang dalam zona ini pada dasarnya tidak merasakan stress sama sekali. Mereka menganggap hidup ini adalah taman bermain yang indah, penuh dengan bunga, dengan langit biru, dan hembusan angin sejuk serta kicauan burung di udara. Tidak ada hal-hal yang perlu dikejar. Santai adalah moto utama mereka. Namun, kebosanan pun sering sekali menjadi bagian dari keseharian mereka.
Zona 2- The Thrill Zone
Zona ini merupakan zona yang panas karena penuh dengan tantangan. Para penghuni zona ini memiliki target-target yang ingin mereka capai dan mereka bekerja keras untuk mendekatkan diri mereka pada tujuan tersebut. Semangat kompetensi, antusiasme, dan optimism mewarnai suasana di zona ini. Tingkat stress cukup tinggi, memacu adrenalin untuk terus menghasilkan yang terbaik.
Zona 3- The Spill Zone
Analogi yang paling tepat untuk menggambarkan kondisi di zona ini adalah saat semua pekerjaan menumpuk pada satu titik yang sama, dalam jumlah yang banyak, dengan tenggat waktu yang sangat rapat. Orang-orang dalam zona ini cenderung merasakan ketegangan yang tinggi. Begitu banyak yang harus diselesaikan, begitu sedikit waktu yang diberikan. Tumpukan pekerjaan yang tinggi pun sering kali membuat mereka tidak tahu harus mulai dari mana.
Zona 4- The Kill Zone
Suasana di zona ini cenderung kelam. Hawa panas masih terasa, tetapi kobaran api sudah mati. Kurang lebih seperti itu gambaran semangat dari orang-orang yang berada di zona ini. Setelah semua usaha yang dirasa sudah maksimal telah dilakukan, tetapi ternyata semua hal terjadi di luar dugaan, jauh dari keberhasilan, seseorang bisa dengan mudah terjerumus ke dalam zona ini. Depresi dan rasa kegagalan yang mendalam dirasakan oleh orang-orang di sini. Mereka mengalami overdosis stress.
Itulah keempat zona stress manusia. Setiap orang punya kecenderungan untuk 'menetap' pada satu zona dalam kondisi normal mereka. Ada orang yang terbiasa untuk hidup tanpa stress (zona 1) dan ada pula yang selalu dirundung stress akut (zona 4). Setiap orang punya kemampuan untuk berpindah dari satu zona ke zona lainnya. Misalnya seorang penghuni zona 2 bisa merilekskan diri dan berpindah ke zona 1 saat ia sedang pergi berlibur bersama teman-temannya, tetapi bisa juga masuk ke zona 3 saat dihujani banyak tugas dan pekerjaan dari atasannya.
Zona 2 adalah zona Eustress, yang membuat orang merasa lebih hidup dan berarti, punya semangat untuk maju, antusias menyambut hari baru, dan otomatis jauh lebih bahagia daripada orang-orang yang tidak tahu apa yang harus mereka lakukan dalam hidupnya. Jadi, mulai sekarang, jangan dulu khawatir saat kita merasa 'sedikit stress' karena justru dengan adanya stress itu ternyata hidup kita jadi lebih bermakna. Selamat menikmati stress Anda dalam dosis yang tepat!