Sai Wung kehilangan kuda betinanya,
salah satu harta terbesar dikehidupan desa. Seluruh desa berkata "Alangkah sial nasibmu." Sai Wung tidak bersedih.
Seminggu kemudian ternyata kudanya kembali, dan membawa pulang seekor kuda jantan perkasa. Seluruh desa berkata "Alangkah mujur nasibmu, kami semua iri." Sai Wung tidak pula bersorak sorai.
Sebulan kemudian anak laki satu satunya menunggang sang kuda jantan, terlempar terhampar terjatuh patah kaki, cacatlah seumur hidupnya.
Seluruh desa berkata "Alangkah malang nasibmu, anakmu satu satunya cacat." Sai Wung tetap tidak meratap.
Dua bulan kemudian, seluruh pemuda desa itu diharuskan masuk tentara, berperang melawan musuh dari utara yang bengis. Anak Sai Wung karena cacat tidak turut ber perang.
Anak Sai Wung menjadi satu satunya pemuda yang selamat, karena lainnya mati dimedan perang.
Cerita ini menjadi pribahasa " Sai Wung She Ma, An Che Fei Fuk", Sai Wung kehilangan kudanya, mungkin itu bukan kesialan.
*Tanadi Santoso
*Sebuah kesialan bisa saja menjadi keberuntungan, semua tidak pasti dalam kehidupan ini. Segalanya bisa terjadi. Ketika kita telah melakukan yang terbaik, hasilnya bagaimana, kita terima dengan hati terbuka. Jangan terlalu senang saat beruntung, jangan patah hati saat gagal, roda kehidupan berputar, dan segalanya punya takdir dan keberuntungannya sendiri sendiri. Salam damai.
http://koningsberg.blogspot.com/
http://sugiatno-ceritalucu.blogspot.com/