Monday, February 13, 2012

Relakan Hal-Hal Lama

Papa Liusha melamar menjadi pekerja tambang, setiap malam, ia selalu mengunakan bantuan penerangan senter. Suatu hari, papa Liusha membeli dua buah baterai, karena ingin hemat, ia menyisakan baterai yang masih ada sedikit penerangan, hanya memakai sebuah baterai yang baru. Hanya lewat satu malam, cahaya senternya sudah berubah menjadi kuning dan redup, ia pun mengantikannya lagi dengan baterai baru sisanya. Beberapa hari kemudian, baterainya sudah habis lagi.

Dengan marah papa Liusha melempar ke dua baterai bekasnya ke dalam tong sampah sambil menggerutu : "Dasar barang tiruan !" Liusha yang berada di samping mendengarnya, ia menjelaskan : "Belum tentu baterai baru itu tiruan, hal itu lebih disebabkan oleh baterai lama yang tidak dibuang itu telah berubah menjadi resistor atau tahanan listrik." Papanya nampak agak bingung karena tidak mengerti apa yang dimaksud Liusha.

Perhatian :
Sesungguhnya, baterai yang telah kehabisan energi listriknya, jika dirangkaikan (seri) dengan baterai baru yang energi listriknya masih penuh, malah akan berubah menjadi tahanan listrik yang menghambat dan memboroskan energi listrik baterai yang baru.

Hikmah yang bisa diperoleh :
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering merasa sayang dan tidak mau membuang kenangan-kenangan lama, atau karena suatu pertimbangan untung rugi tidak sudi merelakan suatu keuntungan kecil, akhirnya malah kehilangan keuntungan yang jauh lebih besar, bahkan salah langkah dalam menyikapi kehidupan. Tidak jarang hanya dikarenakan tidak rela, seseorang telah berubah menjadi pemhambat (resistor) bagi dirinya sendiri maupun orang lainnya.